Voice of Words

Kaze Tachinu/The Wind Rises

0
Pada kesempatan sore ini kami mencoba mengulas anime movie buatan Maestro Hayao Miyazaki dari Studio Ghibli yang berjudul "Kaze Tachinu/The Wind Rises" yang dirilis pada tanggal 20 Juli 2013 dan masuk di Indonesia melalui Blitzmegaplex yang ditayangkan perdana tanggal 13 Maret 2014 kemarin.



--Informasi--

Judul: Kaze Tachinu
Tipe: anime movie
Status: Tamat
Producers: Studio Ghbili
Genre: Drama, Romance dengan setting periode Sejarah (Historical)
Durasi: 126 menit
Rating: PG-13 Remaja
Skor MAL: 8.40
Peringkat MAL: 141
Penilaian responden yang ditemui: 9/10

-- Sinopsis --

Prolog, Pertanyaan bagi anda sekalian sebarapa jauh anda mengejar impianmu? Dengan melihat pernyataan ini pastinya kita akan terlecut dan berpikir akan rencana apa kita dimasa mendatang. Hal ini adalah pesan moral serta pertanyaan yang diungkapkan maestro Hayao Miyazaki dalam film terakhirnya. Anime movie ini adalah kehidupan fiksi pribadi Jiro Hirokoshi yang mengembangkan pesawat tempur yang kita kenal yaitu Mitsubishi A6M 0 Zero fighter yang ikut dalam kancah PD II.

Jiro Hirokoshi terinspirasi akan visi dari insinyur aeronautical asal Italia Giovanni Battista Caproni yang diulas dalam majalah penerbangan yang ia dapatkan dari gurunya di sekolah. Hal itu membuatnya termotivasi untuk semangat dalam sekolah dan meneruskan cita-citanya dalam membuat pesawat terbang. Ketika dalam perjalanan dengan menggunakan kereta api menuju universitas secara tidak sengaja ia menarik perhatian gadis muda bernama Naoko Satomi.

Dalam perjalanan karirnya Jiro Hirokoshi bertemu dan bersahabat dengan Kiro Honjo yang juga seorang perancang pesawat tipe bomber pada perusahaan yang sama yaitu Mitsubishi. Dalam perjalanan menciptakan pesawat tersebut serta untuk mewujudkan impian ternyata banyak halang rintang yang terjadi mulai dari “Great Kanto Quake” tahun 1923, “Great Deppresion dekade tahun 1930 sampai PD II.

Tanggapan: pada anime movie ini kesan imajinasi ataupun fantasy masih menjadi andalan/ciri khas dari maestro Hayao Miyazaki, tetapi dengan dipadukan kesan realistis. Banyak hal pesan moral yang tercipta dalam karya terakhir beliau salah satunya seperti yang telah dikemukakan pada prolog sebelumnya.

Untuk kaitan romance, hmm... memang tidak mudah untuk memaparkan tipe romance model maestro Hayao Miyazaki, sebenarnya “ending” hampir mirip dengan karya anime movie Samurai X Reflection sehingga saya pribadi tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Penggunaan kalimat Bahasa Jepang terstruktur, bahasa Perancis serta Bahasa Jerman yang fasih akan menambah kesan dan menuntun kita di era pra PD II dengan segala karya seninya termasuk karya seni simfoni karya Franz Schubert .

Ambiguitas/kerancuan: ada beberapa “scene” agak menggantung tidak seperti biasanya. Usut punya usut dengan bertanya kepada teman memang ada beberapa “scene” dihilangkan total. “scene” yang hilang lebih kepada simbol-simbol Nasionalisme Jepang seperti halnya simbol organisasinya Om Hitler. Dan itu terjadi karena kemunculan anime movie ini membuat negara Korea Selatan dan RRC agak meradang dan ditakutkan kembali gerakan Fasisme Kejayaan Jepang.

Anime movie terakhir ini bisa saya katakan agak berat karena banyak hal termasuk istilah dalam dunia Aeronautical yang digunakan termasuk segala perhitungannya. Tapi bagi yang memang mencintai/menyukai karya maestro Hayao Miyazaki, anime movie ini adalah pelengkap bagi anda karena karya ini merupakan karya terakhri beliau sebelum memutuskan untuk pensiun.

Satu kata-kata mutiara yang diucapkan Naoko Satomi pada Jiro Hirokoshi dan merupakan sajak terkenal karya Paul Valery “ Le vent se lève !... Il faut tenter de vivre !” atau “The wind is rising! We must try to live!

Review by Alvin Soesilo
#TimFFF

0 komentar:

Posting Komentar